Jejak Barokah di Malam Penuh Hikmah: Santri Zahanain Hadiri Haul KH. Hasan Saifourridzal ke-35
Genggong, 27 Mei 2025 — Malam tadi menjadi momen penuh makna bagi para santri Pondok Pesantren Zainul Hasanain. Mereka mendapatkan izin khusus untuk menghadiri Haul KH. Hasan Saifourridzal yang ke-35 di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, sebuah acara tahunan yang selalu dinanti dan dipenuhi suasana khidmat.
Acara haul dimulai selepas salat Isya' dan diikuti oleh ribuan jamaah dari berbagai penjuru. Santri PP Zainul Hasanain yang hadir tetap berada di bawah pengawasan ketat dari para pengurus pondok, guna memastikan kehadiran mereka memberi manfaat spiritual tanpa mengganggu kedisiplinan.
Sehari sebelum acara utama, PP Zainul Hasanain mengadakan Khotmil Qur’an bersama. Kegiatan ini bertujuan untuk menyambut haul dengan lantunan ayat suci dan memohon keberkahan dari shohibul haul, KH. Hasan Saifourridzal.
Dalam haul tersebut, berbagai rangkaian acara berlangsung dengan penuh kekhidmatan. Dimulai dari pembacaan sholawat, dilanjutkan dengan manaqib yang disampaikan langsung oleh Bupati Probolinggo, Gus Dr. Muhammad Haris. Dalam ceramahnya, beliau menegaskan bahwa kehadiran di acara haul ini bukan hanya sebagai bentuk penghormatan, tetapi juga sebagai media mengambil ibrah (pelajaran) dari kehidupan KH. Hasan Saifourridzal yang penuh keteladanan.
Acara juga diisi dengan pembacaan tahlil, penayangan video dokumenter tentang perjuangan KH. Hasan Saifourridzal, serta mauidzhotul hasanah yang disampaikan oleh KH. Achmad Calwani, pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Bejan, Gebang, Purworejo. Beliau juga merupakan Rois Jam'iyah Thariqah Mu’tabarah.
Dalam ceramah penutupnya, KH. Achmad Calwani menyampaikan pesan dari sebuah kitab klasik yang mengandung peringatan penting: “Hendaklah setiap hari menambah ilmu, yaitu dengan mengaji. Jika tidak bisa setiap hari, maka setiap minggu. Jika tidak setiap minggu, maka setidaknya setiap 40 hari. Karena dawuh Kanjeng Nabi, siapa yang selama 40 hari tidak berkumpul dengan ulama, akan dijatuhi dua penyakit: keras hati dan mudah melakukan dosa besar.”
Malam haul ke-35 ini bukan sekadar peringatan tahunan, melainkan momentum refleksi, spiritualitas, dan penyambung barokah antar generasi. Semangat para santri dalam menghadiri acara ini mencerminkan bahwa nilai-nilai luhur dari para ulama terdahulu tetap hidup dalam keseharian mereka.
Penyusun: Tim Redaksi Web Zahanain