Biografi Singkat Pengasuh
KH. Moh. Hasan Abdel Bar merupakan pengasuh pertama Pondok Pesantren Zainul Hasanain. Beliau lahir pada tanggal 17 Rabi’ul Tsani 1377 H atau bertepatan pada tanggal 10 November 1957 M di Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo. Beliau merupakan putra dari Al-Marhum Al-Maghfurlah KH Hasan Saifouridzall dan Nyai Hj. Aisyah Multazamah. KH Hasan Saifouridzall memberi nama KH Moh. Hasan Abdel Bar karena mengharap keberkahan sosok tokoh besar islam yakni Ibnu Abdil Bar dan ingin putranya menjadi orang alim yang menguasai banyak fan keilmuan layaknya imam Ibnu Abdil Bar. Dan beliau pula memberi nama laqob terhadap KH Moh. Hasan Abdel Bar dengan nama “Bambang” yang akhir sering dipanggil dengan nama “Nun Bang”.
Riwayat pendidikan KH Moh. Hasan Abdel Bar bermula di Madrasah Kholafiyah Annuriyah yang didirikan oleh kakek beliau sendiri yakni KH Moh. Hasan pada tahun 1934 M dan beliau bermukim di asrama santri pada saat itu. Karena sering sakit, KH Moh. Hasan Abdel Bar akhirnya lanjut sekolah di Pondok Pesantren Raudlatul Ma’ruf Al-Hasaniyah yang diasuh oleh KH Khumaidi yang merupakan alumni Genggong. Pada masa itu Ponpes Raudlatul Ma’ruf Al-Hasaniyah masih beralamatkan Kelurahan Bangilan Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Pasuruan. Beliau menimba ilmu di Ponpes tersebut pada malam hari, dan di pagi harinya beliau sekolah di Pondok Pesantren Salafiyah Kelurahan Kebonsari Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Pasuruan yang diasuh oleh KH Abdul Hamid atau yang masyhur dipanggil dengan Kiai Hamid. Setelah dua tahun berada di Pondok Pesantren Raudlatul Ma’ruf Al-Hasaniyah, Nun Bang diperintahkan sang ayahanda untuk melanjutkan pengembaraan ilmunya ke Pondok Pesantren Huffadz Yanbu’ul Quran, kudus yang berada dibawah asuhan Kiai Arwani Amin hingga pada tahun 1976 M. Kemudian beliau melanjutkan di tahun yang sama menyibukkan diri mencari ilmu di Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Peterongan, Jombang, yang saat itu diasuh oleh KH Musta’in Romly. Di Pondok Pesantren yang didirikan oleh KH Tamim Irsyad ini beliau mengenyam pendidikan PGA(Pendidikan Guru Agama) setara dengan Madrasah Aliyah hingga lulus dan melanjutkan ke pengembarannya ke UII (Universitas islam Indonesia) DI Yogyakarta yang pada masa itu, rektor dari UII Yogyakarta adalah H. GBPH. Prabudiningrat. Tidak lama di UII Yogyakarta, beliau mendapatkan tawaran beasiswa dari Al-Azhar University, Kairo, Mesir. Saat itu Kiai Abdel Bar bertempat tinggal di Madinatul Bu’ust Al-Islamiyah. Namun, beliau tidak langsung mengawali studinya ke jenjang perkuliahan. Akan tetapi masih mengawali jenjang studi pendidikannya dari Ma’had Tsanawi. Usai dari Ma’had Tsanawi, Nun Bang , meneruskan ke jenjang perkuliahan. Beliau tidak hanya mengikuti system kuliah akademik, namun beliau juga mengikuti kegiatan Talaqqi yakni belajar terhadap salah satu tokoh ‘Alim yang bertempat di Masjid Al-Azhar, Ma’had, atau lembaga cabang Al-Azhar yang tersebar di Kota Kairo. Salah satu tokoh ‘alim saat itu ialah Syaikh Muhammad Mutawalli Asy-Syarawi. Tokoh ‘alim ini merupakan guru favorit dari KH. Moh. Hasan Abdel Bar. Al-Azhar University merupakan riwayat pendidikan terakhir yang beliau lalui.
Setahun setelah kepulangannya dari Mesir, KH Moh. Hasan Abdel Bar mempersunting Ny. Hj Erna Wahyu Anugrahwati (Ning Ayu) tepatnya pada tanggal 27 November 1989 M. Dari pernikahannya, Nun Bang mempunyai satu putra dan tiga putri. Putra pertama yaitu Nun Ihsanu Aunillah (Nun Oong) kemudian Ning Farah Yasmin (Ning Farah), Ning Agisni Sarah Sakinah (Ning Agis) dan putri terkhir beliau Ning Izzatul A’izzah (wafat tahun 2000 M). karena keinginan beliau untuk mewujudkan impian sang ayahanda yang ingin memiliki santri yang mumpuni dalam membaca kitab kuning serta mampu berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Arab dan Inggris, beliau akhirnya bertekad mendirikan pesantren yang berbasis salaf dan bahasa asing pada tahun 1997 M yang kita kenal dengan nama Pondok Pesantren Zainul Hasanain. Beliau memberi nama tersebut dengan menyematkan tiga nama tokoh pendahulunya, yakni kata “Zainul” diambil dari nama KH. Zainal Abidin dan “Hasanain” diambil dari dua nama Hasan, yakni KH Moh. Hasan dan KH Hasan Saifouridzall. Awalnya Pondok pesantren ini bernama Barakatu Zainil Hasanain dan akhirnya menjadi Zainul Hasanain atau yang kerap kali disebut dengan Zahanain hingga saat ini.